![translation](https://cdn.durumis.com/common/trans.png)
Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Kecelakaan Lalu Lintas Kehidupan, 3 Cara untuk Mengatasi Luka yang Diterima dari Manusia yang Egois
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
-
Negara referensi: Semua negara
- •
- Kehidupan
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Wajar jika kita terluka ketika bertemu dengan orang-orang egois, tetapi yang penting adalah menemukan cara untuk melepaskan diri dari luka tersebut.
- Penting untuk mengakui dan menerima perasaan Anda sendiri, dan belajar untuk melindungi diri sendiri dan menetapkan batasan.
- Melalui pengampunan, Anda dapat menemukan kedamaian batin, mencintai diri sendiri, dan mencurahkan waktu untuk merawat diri sendiri agar dapat menyembuhkan batin yang terluka.
The Scream (1895)Edvard Munch (Norwegia, 1863 - 1944)
"Kenapa orang itu begitu?"
Aku bertanya-tanya mengapa ada orang seperti itu di dunia ini.
Kadang-kadang kita bertemu dengan orang yang egois dalam hidup.
Kita tidak bertemu mereka karena kita ingin bertemu, tetapi seperti kecelakaan lalu lintas yang tidak terduga, kita bertemu mereka kapan saja, di mana saja.
Sulit bagi orang biasa untuk memahami keadaan mental orang yang egois. (Dan kita tidak perlu memahaminya.)
Mungkin kita ingin marah kepada takdir yang telah melemparkan sampah itu ke dalam hidup kita.
Aku juga baru-baru ini bertemu dengan orang yang tidak bertanggung jawab dan egois yang menyangkal perkataannya sendiri.
Apakah benar untuk berjuang untuk hak-hakku? Atau haruskah aku menahan diri demi hubungan dengan orang lain? Atau haruskah aku menahan diri demi waktuku yang berharga?
Dari pengalaman panjang, aku tahu bahwa menghadapi sampah akan mencemari waktu dan hidupku, jadi aku harus membuat pilihan yang bijak.
Memarahi orang yang egois atau takdir yang tidak terlihat adalah pemborosan waktu.
Kita harus selalu memilih cara yang bijak untuk diri kita sendiri yang berharga.
Terlebih lagi, bertemu dengan orang seperti itu bukanlah salahmu, jadi tidak perlu menyimpannya sebagai luka di hatimu.
"Kenapa orang itu begitu egois?"
Beberapa orang mengutamakan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri daripada orang lain. Mereka sering kali kekurangan kemampuan empati, atau mereka mengutamakan keuntungan mereka sendiri daripada mempertimbangkan perasaan orang lain.
Merasa terluka karena orang-orang seperti itu mungkin tidak dapat dihindari, tetapi yang penting adalah menemukan cara untuk melepaskan diri dari rasa sakit itu.
Pertama, kita harus mengakui dan menerima emosi yang kita alami saat bertemu dengan orang-orang seperti ini.
Jika kita merasa terluka, mengakui dengan jujur adalah langkah pertama menuju pemulihan.
Daripada menekan atau menyangkal emosi kita, mari kita cari tahu apa yang dapat kita pelajari darinya.
Selanjutnya, kita harus belajar untuk melindungi diri kita sendiri dan menetapkan batasan kita dalam situasi seperti ini. Ini adalah tindakan mencintai diri sendiri dan menghargai perasaan kita.
Selain itu, menggunakan kekuatan pengampunan untuk kedamaian batin juga merupakan salah satu cara. Pengampunan adalah pilihan untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain.
Terakhir, dalam proses mengatasi rasa sakit yang kita alami dalam hubungan dengan orang yang egois, kita harus lebih mencintai dan merawat diri sendiri.
Bersikaplah baik dan lembut kepada diri sendiri, sembuhkan luka batin kita. Jangan membawa sampah yang diberikan orang lain, segera buang.
"Aku tidak menginginkan sampah seperti dirimu."
Bertemu dengan orang yang egois mungkin menjadi bagian dari hidup. Tetapi rasa sakit yang kita alami karena mereka bukanlah salah kita, bukan milik kita.
Anne Shirley memiliki kata-kata indah.
"Dunia ini menyenangkan, terlalu sayang untuk terpuruk dalam kesedihan."
Tidak perlu terpuruk dalam kesedihan untuk waktu yang lama karena rasa sakit yang kita alami dari orang yang egois. Kehidupan kita penuh dengan momen-momen indah yang layak untuk itu.
Jangan biarkan orang yang picik menghalangi kebahagiaan kita.
Dalam pengalaman pahit, kita dapat menjadi lebih kuat dan belajar mencintai diri sendiri.
Yang penting adalah menghargai emosi kita, belajar menemukan sisi positif dalam hubungan yang sulit, dan menjadikan diri kita yang paling penting.
Kita mungkin tidak dapat memilih dengan siapa kita bertemu, tetapi kita dapat memilih bagaimana kita bereaksi dan bagaimana kita tumbuh darinya.